October 14, 2019

norak hehe

Lol hiiiii! it's been a while! post-an terakhir itu kalo nggak salah umur gue belum kepala dua ya? seneng aja masih bisa login. And now i'm fucking 23 and still looking like a shit, menjadi dewasa itu nyebelin banget ternyata. 2 tahun terakhir gue lagi sibuk menyelesaikan kuliah, gue udah selesai mata kuliah dari semester 7 sebenernya tapi bertanya kepada diri sendiri sih kenapa skripsi nih nggak selesai selesai? dengan jawaban paling aman adalah ikut beberapa pelatihan dan conference (yang sebenernya cuma 1-2 bulanan), padahal sisanya ngopi, take video lah, nyanyi, joget, hura-hura. belum lagi ada ajakan liburan sana sini hmmm yaudah deh alhasil skripsi nggak kelar-kelar sampai sekarang :) semua ini saya lakukan karena saya merasa saya harus mendapatkan self reward (yang kebablasan, anyway) karena dulu dari semester 1 - 7 bukan orang yang kuliah pulang - kuliah pulang, malah jadi orang yang setiap hari di kampus ada kegiatan kepanitiaan lah, ukm dan semacamnya, berangkat pagi pulang malam, hanya untuk kampus dan bersyukur juga mata kuliah lancar-lancar aja. Tapi dilampiaskannya waktu ambil skripsi ini, jadi 'meregang'kan diri dan kok jadi nggak kelar-kelar. Sempat menyalahkan diri sendiri karena banyak banget yang udah ngeduluin terus jadi stress sendiri, tapi dipikir-pikir lagi, "untuk apa stress karena ngerasa diduluin? toh you juga memilih untuk 'menunda' skripsimu kan?" batin saya ke diri saya sendiri.


Pertolongan pertama pada pikiran saya adalah "Setiap orang ada jalan nya masing-masing", that's the shittiest words I really like anyway. Kalimat itu cuma buat penenang when I feel anxious tapi ya kadang kepanikan itu harus dirasain biar 'sakit'nya kerasa dan you mau nggak mau ngerjain responsibility kamu :) Oh iya, alasan lainnya adalah ada beberapa bulan dimana saya itu lagi bertanya-tanya pada diri saya sendiri, sebenarnya saya ini mau jadi apa sih? what will I do after I get my bachelor degree? can I be successful like awesome people nowadays? Takut. Takut. Takut. Belum lagi ketakutan di mana hari cepat berlalu, orang tua semakin berumur dan saya harus sekali membanggakan mereka. It's like I wanna step to the next level of life but I'm not ready. Kalau udah mikirin hal ini seketika panik, ngos-ngosan padahal nggak abis lari, atau alhasil terjaga sampai pagi alias mata nggak bisa merem sampai pada akhirnya kurang tidur dan fungsi otak nggak karuan lagi.


Pengen rasanya sambat koar-koar bahwa saya sedih di media sosial, tapi saya nggak bisa kayak gitu. karena menurut saya itu norak. mungkin pernah ada fase di mana saya nggak peduli bahwa itu norak apa enggak, ngeluh deh di twitter. Twitter lagi jadi teman sambat, that's why I love twitter! Tapi saya  nggak mau sambat sebegitunya, jadi it ended up with saya pendam keluhan saya. Mau cerita ke orang? Saya bukan orang yang gampang percaya sama orang dan juga saya nggak mau orang lain terbebani oleh cerita saya, belum lagi 'serangan' berupa hujatan orang ketika berkeluh kesah pada orang yang salah. Sehingga being all alone and acting like i'm ok 24/7 adalah pilihan saya sampai sekarang. Peace out, ily

No comments:

Post a Comment